Sosial Ekonomi Pertanian

Kemitraan dengan Kelompok Tani yang dilakukan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsoed bertujuan untuk memecahkan bersama permasalahan-permasalahan yang ada dalam bidang pertanian di Kelompok Tani mitra. Dengan adanya kemitraan ini, diharapakan dapat menghubungkan antara ilmu pengetahuan di lingkungan kampus dengan pengalaman petani maupun Kelompok Tani yang ada di lapangan. Keterlibatan Kelompok Tani dalam program kemitraan di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsoed diharapkan pula dapat bermanfaat bagi petani anggota, baik dalam penguasaan teknologi pertanian, peningkatan jumlah dan mutu produksi, penambahan jumlah pendapatan rumah tangga tani maupun penguatan kelembagaan Kelompok Tani mitra yang ada.

Beberapa Kelompok Tani mitra yang dijalin dalam kemitraan Kelompk Tani oleh Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, antara lain :

1. Kelompok Tani “Lereng Slamet” Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas

Kegiatan pendampingan dilakukan dengan melibatkan pengurus Kelompok Tani Lereng Slamet untuk menentukan design kemasan. Sebelum kegiatan tersebut dilakukan kegiatan pelatihan pengemasan, strategi branding dan merk untuk produk gula semut. Kegiatan tersebut memberikan pengetahuan kepada kelompok mengenai apa saja fungsi dan kegunaan dari merk, branding dan kemasan; syarat apa saja yang harus ada pada kemasan yang baik; dan bagaimana membuat strategi branding.

Selain kegiatan tersebut, kegiatan pelatihan tersebut juga dilakukan diversifikasi gula semut yang telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat Desa Sunyalangu namun masih perlu pendampingan bagaimana cara memasarkan produk tersebut. Kegiatan selanjutnya adalah pendampingan kepada kelompok tani untuk mendesain merk dan branding produk, sehingga dilakukan kegiatan FGD yang melibatkan pengurus dan pengelola kelompok tani untuk mendesain merk dagang dan branding produk pada kemasan yang akan ditawarkan di pasar retail.

Selain kegiatan di atas, pendampingan KT Lereng Slamet oleh dosen Jurusan sosek juga berupa pendampingan pembuatan dapur sehat. Dapur perajin banyak yang belum memenuhi standar kualitas dapur sehat. Kegiatan produksi masih menjadi satu dengan dapur pribadi, lantai dapur masih berupa tanah dan tungku pembakaran masih di atas sehingga abu dapat mengotori produk gula semut. Kegiatan pengabdian melakukan pembenahan beberapa dapur yang masih belum layak dengan pembuatan tungku tanam.

2. MODEL USAHATANI ORGANIK MIX FARMING PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) DI BANYUMAS

Kegiatan pengabdian ini antara lain dilaksanakan di KWT Cipta Rasa Desa Tamansari, KWT Pokcoy Utami Desa Karanglewas Kidul, KWT Mekarsari Kelurahan Bobosan dan KWT Sumber Rejeki Desa Dawuhan Kulon. Pelaksanaan dilakukan dengan metode Focus Group Discussion (FGD), pelatihan aplikasi model pengawasan dan evaluasi berbasis daily report, demplot untuk pemanfaatan pekarangan dengan usahatani organik mix farming, serta pendampingan dalam pencatatan administrasi dan keuangan dalam usahatani pemanfaatan pekarangan. Hasil dari kegiatan ini adalah anggota KWT mengerti tentang pemanfaatan pekarangan dengan model usahatani organik mix farming, serta dapat mengaplikasikan pemanfaatan pekarangan model usahatani organik mix farming dengan demplot yang telah dibuat. Demplot pada KWT Pokcoy Utami berupa budidaya sayuran hidroponik untuk pokcoy dan seledri, kolam lele dan demplot sayuran di bedengan untuk tanaman cabai dan terong. Demplot pada KWT Cipto Roso terdiri dari tanaman sayuran vertikultur, kolam lele dan ternak kambing.

DOKUMENTASI KEGIATAN


Gambar 1. Persiapan Lahan untuk Demplot    

Gambar 2. Pembuatan Bedengan

Gambar 3. Pembuatan Kolam Lele

Gambar 4. Pembuatan Kolam Lele

Gambar 5. Kolam Lele

Gambar 6. Penebaran Benih Lele    

Gambar 7. Pemasangan Instalasi Hodroponik di Atas Kolam Lele

Gambar 8. Tanaman Pokcoy Hidroponik

Gambar 9. Vertikultur Memanfaatkan Limbah Botol Air Mineral  

Gambar 10. Tanaman Pokcoy Model Vertikultur      

Gambar 11. Mix Farming      

Gambar 12. Mix Farming Hidroponik  

Gambar 13. FGD Demplot Mix Farming

Gambar 14. Pelatihan

 

3.  KELOMPOK WANITA NELAYAN “ LENDRA JAYA “

Kelompok Wanita Nelayan “Lendra Jaya” terletak di Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap. Program kemitraan yang dimulai sejak tanggal 03 Maret 2017 ini bertujuan sebagai penguatan kelompok dan peningkatan mutu produk olahan ikan dalam rangka meningkatkan pendapatan rumah tangga Kelompok Wanita Nelayan di wilayah tersebut. Kegiatan yang sudah dilaksanakan meliputi sosialisasi mengenai peran dan manfaat berkelompok, pelatihan dan pendampingan dalam pelaksanaan proses produksi, proses pengemasan, pelabelan menggunakan merk “crispy lea”, serta pelatihan pemasaran secara on-line.

Sebelum adanya pendampingan dan kemitraan, sebagian besar wanita nelayan menjual produk olahan ikan dalam bentuk curah, ataupun ada yang menjual dalam bentuk kemasan namun masih menggunakan kemasan yang sangat sederhana. Produk “crispy lea” bila dikemas lebih dari 4 hari akan terlihat kandungan minyaknya di plastik kemasan. Namun, hal tersebut sudah dapat diatasi selain dengan modifikasi pengolahan dan menambahkan CMC pada tepung penyalut, juga menggunakan wadah penampung produk jadi (kontainer) yang dimodifikasi dengan alat saringan yang diletakkan di dasar kontainer sebagai tempat meniriskan produk krispi yang baru digoreng, agar minyaknya turun ke bawah kontainer sebelum krispi dikemas atau dijual. Penggunaan spinner untuk mengurangi minyak produk krispi tidak dapat dilakukan karena akan mengakibatkan produk yang ditiriskan menjadi hancur, karena produk yang terlalu remah. Selain itu, saat ini kendala pemasaran bisa diatasi dengan pemasaran secara online sehingga pemasaran sudah mulai meluas dikenal tidak hanya terbatas pada Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap. 

DOKUMENTASI KEGIATAN


Gambar 1. Koordinasi dengan Kelompok Wanita Nelayan “Lendra Jaya”

Gambar 2. Proses pembersihan ikan

Gambar 3. Penimbangan CMC dan penyiapan tepung penyalut dengan penambahan CMC

Gambar 4. Proses  penyalutan ikan dengan tepung penyalut

Gambar 5. Proses Penggorengan

Gambar 6. Proses Penyimpanan Produk sebelum PKM

Gambar 7. Proses Penyimpanan Produk setelah PKM

Gambar 8. Introduksi alat Penirisan Minyak

Gambar 9. Produk yang sudah ditiriskan

Gambar 10. Peserta Pelatihan dan Tim Unsoed

Gambar 11. Kemasan Produk (Sebelum PKM)

Gambar 12. Kemasan Produk (Setelah PKM)

4.  KELOMPOK WANITA TANI (KWT) “SRI ASIH”

Kegiatan pengabdian masyarakat Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman dengan sasaran Kelompok Wanita Tani (KWT) “Sri Asih”, Desa Bangsa, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas dilaksanakan oleh Ulfah Nurdiani, S.P., M.Sc. beserta Tim. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2017. Kegiatan ini menitikberatkan pada diversifikasi jamur tiram sebagai produk unggulan KWT, dimana yang dilakukan berupa pelatihan pengemasan dan pelabelan. Dasar kegiatan dilakukan karena produksi jamur tiram yang melebihi permintaan pasar sehingga banyak produk yang dijual murah dan tidak menutup Break Event Point (BEP) dan akhirnya merugikan petani jamur tiram. Hasil kegiatan ini yakni anggota kelompok memiliki ketrampilan membuat aneka olahan jamur tiram seperti nugget dan keripik, serta mampu mengemas dan mempunyai label produk yang baik. Anggota KWT sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat ini dan sangat merasakan manfaatnya. Hingga saat ini produk olahan jamur tiram juga masih menjadi salah satu produk unggulan KWT “Sri Asih”, Desa Bangsa, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas.


Gambar 1. Anggota KWT “Sri Asih” dan Tim Dosen  

Gambar 2. Sosialisasi dan Pelatihan

Gambar 3. Pelatihan Pembuatan produk olahan jamur

Gambar 4. Kunjungan ke Budidaya Jamur Tiram  

5.  KELOMPOK WANITA TANI  (KWT) “NUSA INDAH”

Memasuki era globalisasi serta semakin meningkatnya kesadaran dan kesempatan berusaha, peranan atau emasipasi wanita juga semakin meningkat. Peran wanita yang semula hanya sebagai ibu rumah tangga, kini mulai bertambah dengan turut langsung serta membantu mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Kelompok Wanita Tani (KWT) “Nusa Indah” di Desa Pasir Kulon masih menemui permasalahan mulai dari masalah kelembagaan, kegiatan produksi ikan mujair, hingga pemasaran. Untuk itu, sangat perlu kegiatan pelatihan dan pendampingan dengan tujuan meningkatkan pemahaman mitra tentang pentingnya berkelompok, ketrampilan dalam hal teknik pengemasan produk kripik mujair yang baik dari segi estetika dan dalam membuat pembukuan usaha yang baik minimal pembukuan sederhana dan penentuan harga pokok penjualan.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim pengabdian masyarakat Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, yakni Bapak Budi Dharmawan, Ph.D., Ibu Ulfah Nurdiani, S.P., M.Sc. dan Ibu Ratna Satriani, S.P., M.Sc. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2018. Kegiatan ini dikatakan berhasil karena terjadi peningkatan partisipasi anggota sebesar 20 persen dan terjadi peningkatan pengetahuan tentang pengemasan dan pembukuan usaha sebesar 30 persen.


Gambar 1. Tim Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Unsoed  

Gambar 2. Pelatihan Pembuatan Keripik Mujair